Info Kesehatan Terbaik

Info Kesehatan Terbaik

Breaking

Wednesday, May 20, 2020

(DOC) ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SYSTEM CA NASOFARING

3:27:00 PM 1
(DOC) ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SYSTEM CA NASOFARING

(DOC) ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SYSTEM CA NASOFARING

(DOC) ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SYSTEM CA NASOFARING

DOWNLOAD FILE
A.anatomi fisiologi

Nasofaring letaknya tertinggi di antara bagian-bagian lain dari faring, tepatnya di sebelah do sal dari cavum nasi dan dihubungkan dengan cavum nasi oleh koane. Nasofaring tidak bergerak, berfungsi dalam proses pernafasan dan ikut menentukan kualitas suara yang dihasilkan oleh laring. Nasofaring merupakan rongga yang mempunyai batas-batas sebagai berikut :
Atas : Basis kranii.                                                                                 
Bawah : Palatum mole
Belakang : Vertebra servikalis
Depan : Koane
Lateral : Ostium tubae Eustachii, torus tubarius, fossa rosenmuler (resesus faringeus).
Pada atap dan dinding belakang Nasofaring terdapat adenoid atau tonsila faringika.





B.konsep penyakit
Pengertian ca nasofaring
Karsinoma nasofaring adalah keganasan pada nasofaring yang berasal dari epitel mukosa nasofaring atau kelenjar yang terdapat di nasofaring.
Carsinoma Nasofaring merupakan karsinoma yang paling banyak di THT. Sebagian besar klien datang ke THT dalam keadaan terlambat atau stadium lanjut.
Etiologi ca nasofaring
Kaitan Virus Epstein Barr dengan ikan asin dikatakan sebagai penyebab utama timbulnya penyakit ini. Virus ini dapat masuk dalam tubuh dan tetap tinggal disana tanpa menyebabkan suatu kelainan dalam jangka waktu yang lama.
Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu mediator kebiasaan untuk mengkonsumsi ikan asin secara terus menerus mulai dari masa kanak-kanak, merupakan mediator utama yang dapat mengaktifkan virus ini sehingga menimbulkan Ca Nasofaring. Mediator yang berpengaruh untuk timbulnya Ca Nasofaring :
1. Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamine.
2. Keadaan social ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan hidup.
3. Sering kontak dengan Zat karsinogen ( benzopyrenen, benzoantrance, gas kimia, asap industri, asap kayu, beberapa ekstrak tumbuhan).
4. Ras dan keturunan (Malaysia, Indonesia)
5. Radang kronis nasofaring




Tanda dan gejala ca nasofaring
Gejala dini
Gejala pada telinga dapat dijumpai sumbatan Tuba Eutachius. Pasien mengeluh rasa penuh di telinga, rasa dengung kadang-kadang disertai dengan gangguan pendengaran. Gejala ini merupakan gejala yang sangat dini. Radang telinga tengah sampai pecahnya gendang telinga. Keadaan ini merupakan kelainan lanjut yang terjadi akibat penyumbatan muara tuba, dimana rongga telinga tengah akan terisi cairan. Cairan yang diproduksi makin lama makin banyak, sehingga akhirnya terjadi kebocoran gendang telinga dengan akibat gangguan pendengaran

Gejala pada hidung adalah epistaksis akibat dinding tumor biasanya rapuh sehingga oleh rangsangan dan sentuhan dapat terjadi pendarahan hidung atau mimisan. Keluarnya darah ini biasanya berulang-ulang, jumlahnya sedikit dan seringkali bercampur dengan ingus, sehingga berwarna merah muda. Selain itu,sumbatan hidung yang menetap terjadi akibat pertumbuhan tumor ke dalam rongga hidung dan menutupi koana. Gejala menyerupai pilek kronis, kadang-kadang disertai dengan gangguan penciuman dan adanya ingus kental. Gejala telinga dan hidung ini bukan merupakan gejala yang khas untuk penyakit ini, karena juga dijumpai pada infeksi biasa, misalnya pilek kronis, sinusitis dan lain-lainnya. Mimisan juga sering terjadi pada anak yang sedang menderita radang

Gejala lanjutan
Pembesaran kelenjar limfe leher yang timbul di daerah samping leher, 3-5 sentimeter di bawah daun telinga dan tidak nyeri. Benjolan ini merupakan pembesaran kelenjar limfe, sebagai pertahanan pertama sebelum tumor meluas ke bagian tubuh yang lebih jauh. Benjolan ini tidak dirasakan nyeri, sehingga sering diabaikan oleh pasien. Selanjutnya sel-sel kanker dapat berkembang terus, menembus kelenjar dan mengenai otot di bawahnya. Kelenjarnya menjadi melekat pada otot dan sulit digerakan. Keadaan ini merupakan gejala yang lebih lanjut lagi. Pembesaran kelenjar limfe leher merupakan gejala utama yang mendorong pasien datang ke dokter
Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar. Perluasan ke atas ke arah rongga tengkorak dan kebelakang melalui sela-sela otot dapat mengenai saraf otak dan menyebabkan ialah penglihatan ganda (diplopia), rasa baal (mati rasa) didaerah wajah sampai akhirnya timbul kelumpuhan lidah, leher dan gangguan pendengaran serta gangguan penciuman. Keluhan lainnya dapat berupa sakit kepala hebat akibat penekanan tumor ke selaput otak rahang tidak dapat dibuka akibat kekakuan otot-otot rahang yang terkena tumor. Biasanya kelumpuhan hanya mengenai salah satu sisi tubuh saja (unilateral) tetapi pada beberapa kasus pernah ditemukan mengenai ke dua sisi tubuh
Gejala akibat metastasis apabila sel-sel kanker dapat ikut mengalir bersama aliran limfe atau darah, mengenai organ tubuh yang letaknya jauh dari nasofaring, hal ini yang disebut metastasis jauh. Yang sering ialah pada tulang, hati dan paru. Jika ini terjadi, menandakan suatu stadium dengan prognosis sangat buruk












Patofisiologi

Penatalaksanaan ca nasofaring
a. Radioterapi : hal yang perlu dipersiapkan adalah KU pasien baik, hygiene mulut, bila ada infeksi mulut diperbaiki dulu.
b. Kemoterapi
c. Pembedahan
woc
terlampir

C.konsep dasar keperawatan pada ca nasofaring
Pengkajian
a. Identitas/ biodata klien
  1. Nama                                         
  2. Tempat tanggal lahir                 
  3. Umur                                         
  4. Jenis Kelamin                            
  5. Agama                                       
  6. Warga Negara                           
  7. Bahasa yang digunakan                        
Penanggung Jawab             
  1. Nama                                         
  2. Alamat                                     
10.  Hubungan dengan klien            
b. Keluhan Utama
            Leher terasa nyeri, semakin lama semakin membesar, susah menelan, badan merasa lemas, serta BB turun drastis dalam waktu singkat.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu      
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
g. Keadaan Lingkungan
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
  1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi berlebihan
  2. Nyeri kronik b/d agen injuri fisik (pembedahan).
  3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan nutrisi..
  4. Risiko infeksi b/d tindakan infasive, imunitas tubuh menurun
  5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d misintepretasi informasi, ketidak familiernya sumber informasi.
  6. Harga diri Rendah b/d perubahan perkembangan penyakit, pengobatan penyakit.
Gangguan  sensori  persepsi (pendengaran )  berubungan  dengan  gangguan  status  organ sekunder metastase tumor
Intervensi
No
Diagnosis
Tujuan dan hasil kriteria
Intervensi
Rasional
1
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi berlebihan
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.



Batasan Karakteristik :
ü  Dispneu, Penurunan suara nafas
ü  Orthopneu
ü  Cyanosis
ü  Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
ü  Kesulitan berbicara
ü  Batuk, tidak efekotif atau tidak ada
ü  Mata melebar
ü  Produksi sputum
ü  Gelisah
ü  Perubahan frekuensi dan irama nafas

Faktor-faktor yang berhubungan:
ü  Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi
ü  Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma.
ü  Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.

NOC :
v  Respiratory status : Ventilation
v  Respiratory status : Airway patency
v  Aspiration Control

Kriteria Hasil :
v  Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
v  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
v  Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
NIC :
Airway suction
·         Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
·         Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
·         Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
·         Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
·         Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
·         Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
·         Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
·         Monitor status oksigen pasien
·         Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
·         Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.

Airway Management
·         Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·         Pasang mayo bila perlu
·         Lakukan fisioterapi dada jika perlu
·         Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
·         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·         Lakukan suction pada mayo
·         Berikan bronkodilator bila perlu
·         Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
·         Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·         Monitor respirasi dan status O2































































1.Mempermudah fungsi pernapasan.

2
Nyeri akut b/d agen injuri fisik(pembedahan).
Definisi : Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik :
ü  Laporan secara verbal atau non verbal
ü  Fakta dari observasi
ü  Posisi antalgic untuk menghindari nyeri
ü  Gerakan melindungi
ü  Tingkah laku berhati-hati
ü  Muka topeng
ü  Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
ü  Terfokus pada diri sendiri
ü  Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
ü  Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
ü  Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
ü  Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
ü  Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
ü  Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Faktor yang berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)

NOC :
v  Pain Level,
v  Pain control,
v  Comfort level
Kriteria Hasil :
v  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v  Tanda vital dalam rentang normal


NIC :
Pain Management
·         Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
·         Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
·         Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
·         Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
·         Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
·         Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
·         Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
·         Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
·         Kurangi faktor presipitasi nyeri
·         Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
·         Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi










·         Ajarkan tentang teknik non farmakologi
·         Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
·         Evaluasi keefektifan kontrol nyeri






·         Tingkatkan istirahat
·         Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
·         Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri


Analgesic Administration
·         Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
·         Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
·         Cek riwayat alergi
·         Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
·         Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
·         Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
·         Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
·         Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
·         Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
·         Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)




1.Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa control






















1.Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektivan intervensi
2.Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian

Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual berbeda. Saat perubahan penyakit atau pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan



3
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan nutrisi..
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.




Batasan karakteristik :
ü  Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
ü  Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
ü  Membran mukosa dan konjungtiva pucat
ü  Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
ü  Luka, inflamasi pada rongga mulut
ü  Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
ü  Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
ü  Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
ü  Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
ü  Miskonsepsi
ü  Kehilangan BB dengan makanan cukup
ü  Keengganan untuk makan
ü  Kram pada abdomen
ü  Tonus otot jelek
ü  Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
ü  Kurang berminat terhadap makanan
ü  Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
ü  Diare dan atau steatorrhea
ü  Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
ü  Suara usus hiperaktif
ü  Kurangnya informasi, misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
NOC :
  Nutritional Status : food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
v  Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
v  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
v  Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v  Tidak ada tanda tanda malnutrisi

v  Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC :
Nutrition Management
·         Kaji adanya alergi makanan
·         Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.


·         Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
·         Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
·         Berikan substansi gula
·         Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
·         Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
·         Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
·         Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
·         Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
·         Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan




Nutrition Monitoring
·         BB pasien dalam batas normal
·         Monitor adanya penurunan berat badan
·         Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
·         Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
·         Monitor lingkungan selama makan
·         Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak selama jam makan
·         Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
·         Monitor turgor kulit
·         Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
·         Monitor mual dan muntah
·         Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
·         Monitor pertumbuhan dan perkembangan
·         Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
·         Monitor kalori dan intake nuntrisi
·         Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
·         Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet




 Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.






















1.Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.
4
Risiko infeksi b/d tindakan infasive, imunitas tubuh menurun
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen
Faktor-faktor resiko :
ü  Prosedur Infasif
ü  Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen
ü  Trauma
ü  Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
ü  Ruptur membran amnion
ü  Agen farmasi (imunosupresan)
ü  Malnutrisi
ü  Peningkatan paparan lingkungan patogen
ü  Imonusupresi
ü  Ketidakadekuatan imum buatan
ü  Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi)
ü  Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik)
ü  Penyakit kronik
NOC :
v  Immune Status
v  Knowledge : Infection control
v  Risk control
Kriteria Hasil :
v  Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
v  Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,
v  Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v  Jumlah leukosit dalam batas normal
v  Menunjukkan perilaku hidup sehat

NIC :
Infection Control (Kontrol infeksi)
·         Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
·         Pertahankan teknik isolasi
·         Batasi pengunjung bila perlu
·         Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
·         Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
·         Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
·         Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
·         Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
·         Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
·         Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
·         Tingktkan intake nutrisi
·         Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
·         Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
·         Monitor hitung granulosit, WBC
·         Monitor kerentanan terhadap infeksi
·         Batasi pengunjung
·         Saring pengunjung terhadap penyakit menular
·         Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
·         Pertahankan teknik isolasi k/p
·         Berikan perawatan kuliat pada area epidema
·         Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
·         Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
·         Dorong masukkan nutrisi yang cukup
·         Dorong masukan cairan
·         Dorong istirahat
·         Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
·         Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
·         Ajarkan cara menghindari infeksi
·         Laporkan kecurigaan infeksi
·         Laporkan kultur positif











Untuk mengurangi resiko infeksi nasokomial.

5
Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d misintepretasi informasi, ketidak familiernya sumber informasi.
Definisi :
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.

Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.

Faktor yang berhubungan :
keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
NOC :
v  Kowlwdge : disease process
v  Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
v  Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
v  Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
v    Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
NIC :
Teaching : disease Process
·         Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik




·         Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.


·         Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
·         Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat


·         Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
·         Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
·         Hindari harapan yang kosong
·         Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
·         Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
·         Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
·         Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
·         Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
·         Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat
·         Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat




1.Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga
1.Dengan penjelasdan yang ada dan ikut secra langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang





1.Gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan.
6
Harga diri Rendah b/d perubahan perkembangan penyakit, pengobatan penyakit.
Definisi :
Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan
Ditandai dengan
ü  Gelisah
ü  Insomnia
ü  Resah
ü  Ketakutan
ü  Sedih
ü  Fokus pada diri
ü  Kekhawatiran
ü  Cemas

NOC :
v  Anxiety control
v  Coping
Kriteria Hasil :
v  Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
v  Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
v  Vital sign dalam batas normal
v  Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
·         Gunakan pendekatan yang menenangkan

·         Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
·         Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
·         Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
·         Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

·         Dorong keluarga untuk menemani anak
·         Lakukan back / neck rub
·         Dengarkan dengan penuh perhatian
·         Identifikasi tingkat kecemasan
·         Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
·         Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi



·         Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
·         Berikan obat untuk mengurangi kecemasan



1.Dapat meringankan beban pikiran pasien.











Lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas






1.Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.

7.
Gangguan  sensori  persepsi (pendengaran )  berubungan  dengan  gangguan  status  organ sekunder metastase tumor
Definsi :
Dalam risiko cedera sebagai hasil dari interaksi kondisi lingkungan dengan respon adaptif indifidu dan sumber pertahanan.

Faktor resiko :
Eksternal
ü  Mode transpor atau cara perpindahan
ü  Manusia atau penyedia pelayanan kesehatan (contoh : agen nosokomial)
ü  Pola kepegawaian : kognitif, afektif, dan faktor psikomotor
ü  Fisik (contoh : rancangan struktur dan arahan masyarakat, bangunan dan atau perlengkapan)
ü  Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe makanan)
ü  Biologikal ( contoh : tingkat imunisasi dalam masyarakat, mikroorganisme)
ü  Kimia (polutan, racun, obat, agen farmasi, alkohol, kafein nikotin, bahan pengawet, kosmetik, celupan (zat warna kain))
ü  Internal
ü  Psikolgik (orientasi afektif)
ü  Mal nutrisi
ü  Bentuk darah abnormal, contoh : leukositosis/leukopenia, perubahan faktor pembekuan, trombositopeni, sickle cell, thalassemia, penurunan Hb, Imun-autoimum tidak berfungsi.
ü  Biokimia, fungsi regulasi (contoh : tidak berfungsinya sensoris)
ü  Disfugsi gabungan
ü  Disfungsi efektor
ü  Hipoksia jaringan
ü  Perkembangan usia (fisiologik, psikososial)
ü  Fisik (contoh : kerusakan kulit/tidak utuh, berhubungan dengan mobilitas)

NOC : Risk Kontrol
Kriteria Hasil :
v  Klien terbebas dari cedera
v  Klien mampu menjelaskan cara/metode untukmencegah injury/cedera
v  Klien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan/perilaku personal
v  Mampumemodifikasi gaya hidup untukmencegah injury
v  Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
v  Mampu mengenali perubahan status kesehatan
NIC : Environment Management (Manajemen lingkungan)
·         Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien



·         Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif  pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
·         Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)
·         Memasang side rail tempat tidur
·         Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
·         Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien.
·         Membatasi pengunjung
·         Memberikan penerangan yang cukup
·         Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
·         Mengontrol lingkungan dari kebisingan
·         Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
·         Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.





1.Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan proses penyembuhan.




DAFTAR PUSTAKA
http://hidayat2.wordpress.com/2009/05/04/askep-ca-nasofaring/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21527/4/Chapter%20II.pdf
web.unair.ac.id/admin/.../f_13693_woc-askep-kanker-nasofaring.docx
http://retnasiska.wordpress.com/2012/12/08/askep-ca nasofaring/
http://bangeud.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-ca-nasofaring.html

M.Wilkinson  Judith dan R. Ahern Nancy.2011. Diagnnosis Keperawatan, (Ed 9). Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Kusuma Hardi dan Huda Nurarif Amin. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda Nic-Noc. Media Hardy,Yogyakarta.



Lihat Juga :



Keyword :
askep nasofaring askep ca nasofaring askep kanker nasofaring askep ca nasofaring pdf asuhan keperawatan ca nasofaring askep karsinoma nasofaring lp ca nasofaring lp ca nasofaring lengkap lp karsinoma nasofaring lp kanker nasofaring askep nasofaring askep ca nasofaring askep kanker nasofaring askep ca nasofaring pdf asuhan keperawatan ca nasofaring askep karsinoma nasofaring lp ca nasofaring lp ca nasofaring lengkap lp karsinoma nasofaring lp kanker nasofaring askep nasofaring askep ca nasofaring askep kanker nasofaring askep ca nasofaring pdf asuhan keperawatan ca nasofaring askep karsinoma nasofaring lp ca nasofaring lp ca nasofaring lengkap lp karsinoma nasofaring lp kanker nasofaring Nice Information and Good Solution, Best forever. Inflasi Dalam Islam Makalah Ekonomi As-Syatibi Definisi Siklus Ekonomi Kapankah Lailatul Qadr Definisi Anoreksia Nervosa Novel Tere Liye Full